Bisnis.com, MEDAN - Kantor Wilayah Bulog Sumatra Utara (Sumut) mengungkap alasan belum dilanjutkannya kembali penyaluran bantuan pangan beras maupun beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) di wilayah Sumut.
Pimpinan Wilayah Bulog Sumut Budi Cahyanto menyatakan stok beras di Sumut saat ini tengah melimpah. Penyaluran bantuan beras maupun beras program SPHP hanya akan membuat harga beras anjlok.
"Beras di Sumut justru deflasi. Ini waktunya kami menyerap [panen petani] sebanyak-banyaknya," kata Budi usai diskusi dengan Komisi IV DPR RI terkait progres penyerapan gabah/ beras petani, di gudang Bulog Mustafa Medan, Rabu (9/4) petang.
Disampaikan Budi, saat ini stok beras di ke-14 gudang Bulog se Sumatra Utara dalam kondisi amat mencukupi. Pasokan sebanyak 62 ribu ton beras diklaim mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Sumut hingga 5 (lima) bulan ke depan.
Bulog Sumut juga disebutnya terus melakukan tugas menyerap panen petani lokal dengan HPP Rp6.500 per kg.
Saat ini, target serapan Bulog Sumut bahkan dinaikkan dari 5.500 setara beras atau 11 ribu ton menjadi 32 ribu ton sampai akhir April 2025 sehingga akan semakin memperbanyak cadangan beras di Sumatra Utara.
Terkait limpahan stok di tengah penyaluran bantuan pangan yang masih dihentikan sementara, Komisi IV DPR RI dalam kunjungan kerja ke Bulog Sumut pada Rabu (9/4) sore mengingatkan potensi penurunan mutu beras di gudang-gudang Bulog.
"Beberapa pantauan memang ada sisa stok tahun 2024 yang masih belum keluar. Ini karena sekarang sedang musim panen. Kalau beras dikeluarkan, nanti harga akan semakin turun dan itu akan merugikan petani," kata Pimpinan Komisi IV DPR RI Abdul Kharis Almasyhari.
Kendati demikian, Abdul Kharis tetap mendukung Bulog Sumut untuk terus aktif menyerap gabah dan beras petani sesuai ketentuan terbaru demi menjaga cadangan beras pemerintah dan stabilitas harga gabah di tingkat petani.
Sebagaimana diketahui, penyaluran SPHP dan bansos sempat dihentikan sementara oleh pemerintah sejak awal tahun dengan alasan untuk menyeimbangkan hulu dan hilir. Hal itu karena program tersebut berdampak pada sulitnya gabah petani mencapai harga tertinggi.
Saat Ramadan, program SPHP dibuka kembali secara terbatas di beberapa daerah untuk menjaga agar harga pangan tak melambung selama momen Ramadan dan Idulfitri.
Kondisi stok beras di Sumut yang mencukupi dengan harga relatif terjangkau membuat program tersebut belum dilanjutkan kembali di Sumut.
Adapun dari laman Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga rata-rata beras kualitas medium di Sumatra Utara per Rabu (9/4) berkisar antara Rp13.900-Rp14.250 per kg. Sementara untuk beras premium, berkisar Rp14.800-Rp15.200 per kg.