Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mahkota Group (MGRO) Produksi Pupuk Organik Pertama dari Jankos Sawit

Janjang kosong atau jankos sawit diolah menjadi pupuk kompos, mereduksi proses kimia pembakaran sisa hasil pertanian dalam praktik pengelolaan limbah.
Peresmian fasilitas produksi pabrik pupuk kompos granul berbahan baku janjang kosong (jankos) sawit di Palembang, Sumatra Selatan, pada Selasa (1/10/2024). / dok. Mahkota Group (MGRO)
Peresmian fasilitas produksi pabrik pupuk kompos granul berbahan baku janjang kosong (jankos) sawit di Palembang, Sumatra Selatan, pada Selasa (1/10/2024). / dok. Mahkota Group (MGRO)

Bisnis.com, MEDAN — PT Mahkota Group Tbk. (MGRO) bersama PT Menthobi Karyatama Raya Tbk. (MKTR) berkolaborasi dalam mengolah janjang kosong atau jankos sawit menjadi pupuk kompos di Sumatra Selatan (Sumsel). 

Presiden Direktur Mahkota Group Usli Sarsi mengatakan bahwa kolaborasi yang dilakukan kedua perusahaan melalui anak usaha masing-masing, yakni PT Berlian Inti Mekar dan PT Menthobi Hijau Lestari, merupakan bagian dari implementasi green industry yang menjadi prinsip keduanya dalam menjalankan usaha.

Baik MGRO maupun MKTR sepakat bahwa limbah dari industri sawit seperti janjang kosong atau jankos itu perlu diolah, lantaran telah nyata memberi dampak positif baik bagi perusahaan maupun lingkungan.

Guna mendukung upaya tersebut, fasilitas produksi terbaru untuk mengolah jankos menjadi pupuk organik pun dikatakan Usli telah resmi beroperasi di pabrik pupuk mereka di Sumsel.

"Ini merupakan pabrik pupuk kompos granul pertama berbahan baku jankos sawit di Sumatra Selatan, sekaligus merupakan solusi atas penanganan limbah pabrik kelapa sawit menjadi bernilai tambah," kata Usli dalam keterangan tertulis, dikutip pada Jumat (4/10/2024).

Pabrik pupuk kompos granul berbahan baku jankos sawit di Sumsel berlokasi di area seluas 50,48 hektare. Kawasan ini milik PT Berlian Inti Mekar (PT BIM), anak usaha MGRO. 

Usli mengatakan bahwa kolaborasi dengan PT Menthobi Hijau Lestari (anak usaha MKTR) ini merupakan awalan yang baik dan memungkinkan PT BIM untuk berpartisipasi dalam mewujudkan green industry dan memiliki multiplier effect yang luas.

Dengan kapasitas produksi pabrik pupuk tersebut mencapai 40 ton per hari serta produk yang telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), Usli meyakini bahwa kolaborasi itu akan menjadi solusi atas penanganan limbah pabrik kelapa sawit.

MGRO sendiri, lanjutnya, telah sejak awal menerapkan prinsip berkelanjutan dalam menjalankan usaha mereka. Terbukti dengan capaian MGRO yang masuk 10 besar perusahaan perkebunan dengan Indeks Keberlanjutan Terbaik di angka 64,04.

"MGRO yakin inisiatif ini akan membawa dampak turunan positif yang luas terutama bagi sektor pertanian, khususnya untuk perkebunan kelapa sawit dan hortikultura," ujar Usli.

Pengolahan Limbah Sawit

Direktur PT MHL Dadan Ramdhani mengaku antusias dengan kerja sama ini. Dadan menyebut kolaborasi kedua perusahaan ialah bentuk perluasan dari praktik waste management di industri kelapa sawit yang telah secara nyata memberikan nilai tambah dan manfaat positif yang luas.

Keberadaan pabrik pupuk organik itu, kata Dadan, menjadi solusi efektif dalam mengolah limbah menjadi produk yang bernilai tambah di mana pabrik akan mereduksi proses kimia pembakaran sisa hasil pertanian (perkebunan), serta menghapus pembuangan sampah secara terbuka dan praktik pengelolaan limbah yang menghasilkan emisi metana. 

Inisiatif yang merupakan bagian dari penerapan prinsip sustainability tersebut disebut Dadan sebagai bentuk dukungan atas upaya bersama untuk mewujudkan sektor pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan di Indonesia.

“Kami optimistis kolaborasi untuk mengolah produk samping dari industri kelapa sawit ini bukan hanya memberikan nilai tambah bagi kedua perusahaan, namun juga terhadap industri dan lingkungan,” jelas Dadan.

Adapun pabrik pupuk kompos berbahan baku jankos sawit kolaborasi MGRO dan MKTR di Sumsel telah mengantongi izin produksi dan pemasaran.

Nantinya, pupuk organik tersebut akan dipasarkan secara umum dengan merek Green Grow. Pupuk yang diklaim memiliki berbagai keunggulan ini rencananya akan dijual dengan harga Rp2.500 per kilogram.

Tak hanya dapat memperbaiki struktur tanah dan mengaktifkan unsur hara dalam tanah, pupuk jankos Green Grow juga disebut mengandung bakteri potensial pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfat, dan promotor hormon pertumbuhan akar yang akan menunjang pertumbuhan optimal tanaman. (K68)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper