Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelajah UMKM: Karya Tangan Perempuan Penyulam Pandan di Pantai Cermin

Pantai Cermin menjadi lokasi karya tangan perempuan penyulam pandan di Medan
Eva Harlia pendiri Kelompok Kanan Kreatif sekaligus pemilik Menday Galeri, pusat kerajinan anyaman pandan laut di Pantai Cermin, Serdang Bedagai. Bisnis/Delfi Rismayeti
Eva Harlia pendiri Kelompok Kanan Kreatif sekaligus pemilik Menday Galeri, pusat kerajinan anyaman pandan laut di Pantai Cermin, Serdang Bedagai. Bisnis/Delfi Rismayeti

Bisnis.com, MEDAN - Di tangan sekumpulan ibu-ibu rumah tangga kawasan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Sumatra Utara, daun pandan laut yang berduri disulap jadi kerajinan tangan nan mewah dan bernilai jual tinggi.

Bahkan, produk buatan mereka pernah sampai ekspor ke Singapura.

Para perempuan dalam 'Kelompok Kanan Kreatif' yang digerakkan oleh Eva Harlia ini kini tak hanya dikenal sebagai ibu rumah tangga, tapi juga pengrajin terampil untuk berbagai produk anyaman pandan yang berkelas, mulai dari sendal hingga tas.

Karya tangan para perempuan daerah pantai inipun kerap terpajang dalam berbagai pameran bergengsi  di Indonesia seperti Inacraft.

"Pantai Cermin ini memang terkenal sebagai sentra anyaman tikar pandan dari zaman nenek-nenek kami dulu. Tapi, pasar tikar pandan, kan, kecil dan harganya tidak seberapa. Saya kemudian terpikir untuk membuat produk jadi yang pangsa pasarnya lebih besar dan harganya lebih menjual," ujar Eva kepada Tim Jelajah Jurnalistik Bisnis Indonesia dalam agenda Ekspedisi UMKM Champion Sumut 2024 di rumahnya, hari ini.

Daerah pinggir pantai ialah surga bagi tanaman pandan laut. Dilansir dari Jurnal Penelitian Hasil Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2015), tanaman pandan laut banyak dijumpai di seluruh Kepulauan Indonesia dan tersedia secara endemik, namun potensinya belum diketahui dan belum pernah dilaporkan.

Tumbuh suburnya tanaman itu di kawasan Pantai Cermin menjadikan tradisi menganyam mengakar turun temurun di masyarakat.

Jenama 'Menday' dibangun Eva secara mandiri pada 2010 untuk memasarkan kerajinan anyaman pandan yang ia buat. Saat itu ia hanya bermodal selembar tikar pandan yang dipotong-potong dan dijahit menjadi dompet, sendal, maupun berbagai produk yang lain dari bikinan masyarakat Pantai Cermin Kanan pada umumnya.

Selaras dengan makna kata Menday yang dalam bahasa Melayu berarti 'baik', kerajinan anyaman Eva mendapat sambutan baik dari masyarakat dengan permintaan pasar yang terus bertambah. Kelompok Kanan Kreatif kemudian ia bentuk pada 2019 untuk mendukung produksi Menday, beranggotakan kurang lebih 150 perempuan lintas usia di kawasan Pantai Cermin Kanan.

"Kelompok Kanan Kreatif ini saya dirikan untuk membantu produksi Menday. Jadi, kami bermitra dengan teman-teman di sini mulai dari pengumpulan bahan baku yaitu pandan laut, pengeringannya, dan penganyaman. Kami di sini yang di rumah produksi yang akan finishing sampai jadi produk jadi," jelas Eva.

Sendal Anyaman Pandan Menday Diminati Singapura

Pameran demi pameran yang diikuti Eva mempertemukannya dengan sejumlah buyer, salah satunya dari Singapura yang terpikat sendal anyaman pandan laut Menday. 

Eva mengungkapkan pada saat itu permintaan sendal anyaman dari buyer tersebut rata-rata 3.000 (tiga ribu) pasang dalam seminggu dengan harga jual dari pihaknya Rp17.000,- per pasang.

"Itu sebelum pandemi. Kami saat itu bikin sendal hampir setiap hari, kurang lebih selama 3 tahun karena buyer ini supplier untuk hotel di Singapura. Tapi karena saat itu kami masih gaptek (gagap teknologi) nggak ngerti email dan medsos (media sosial), akhirnya pas pandemi kami lost contact," jelasnya.

Kelompok Subsisten Bank Indonesia

Geliat usaha Kelompok Kanan Kreatif mendapat atensi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumut (KPw BI Sumut).

Sejak 2021, para perempuan pengrajin ini dibina Kpw Bank Indonesia Sumut lewat program Kelompok Subsisten, yakni progrram yang ditujukan untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah.

"Kelompok Kanan Kreatif jadi satu dari 3 kelompok UMKM subsisten di Sumut yang dibina BI. Kami diberi bantuan 5 mesin jahit supaya produksi kami lebih meningkat dan bisa terus memenuhi permintaan pasar," ujar Eva.

Saat ini anyaman pandan laut Kelompok Kanan Kreatif dan Menday semakin bervariasi. Mulai dari pouch, topi pantai, hingga tas tangan yang tak kalah menarik dari produk pabrikan. Dalam sehari, tim produksi Menday yang berjumlah 4 orang rata-rata mampu menjahit 15 tas tangan.

Namun, kini belum ada lagi permintaan ekspor. Produk-produk Menday buatan Kelompok Kanan Kreatif lebih banyak dipasok ke pusat oleh-oleh khusus UMKM di Medan, seperti Galeri Bersama di gedung Pekan Raya Sumatra Utara (PRSU) dan Galeri Bersama Ulos Sianipar, dengan omzet per bulan rata-rata Rp3 juta.

"Kalau melihat kebiasaan pembeli, target pasar kami sebenarnya Jakarta. Makanya kami senang ketika sering diajak BI pameran karena itu membuka jejaring dan pangsa pasar kami juga," terangnya. (K68)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper