Bisnis.com, BATAM — Salah satu proyek Badan Pengusahaan (BP) Batam, yakni Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Bengkong Sadai direncanakan rampung tahun depan. Proyek ini sendiri sudah berlangsung sejak 2017 dan direncanakan selesai 2020, tapi mengalami banyak penundaan karena pandemi Covid-19.
"Untuk perkembangan terakhir proyek ini, tengah dilakukan finalisasi addendum pekerjaan dan Insya Allah, bulan Agustus atau September 2023 akan kembali dilanjutkan dan target selesai akhir 2024," kata General Manajer Unit Usaha Pengelolaan Lingkungan Badan Usaha (BU) Fasilitas dan Lingkungan BP Batam, Iyus Rusmana, di Batam Centre, Minggu (9/7/2023) .
Proyek IPAL akan terus dilanjutkan hingga selesai, sementara pekerjaan pemeliharaan jaringan pipa terus dilaksanakan di lapangan.
BP Batam juga hingga saat ini selalu berkoordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Keuangan, Economic Development Cooperation Fund (EDCF) Korea selaku pihak permberi dana pinjaman, Hansol selaku kontraktor, dan Sunjin selaku pihak konsultan.
Iyus menjelaskan ruang lingkup proyek IPAL adalah mengerjakan satu unit yang mengolah 230 liter per detik (lpd), 5 stasiun pompa, 114 km sambungan pipa utama dan sekunder, pipa sambungan rumah 11 ribu. Saat ini progres proyek ini telah mencapai 90,8 persen.
Adapun progres 90,8 persen tersebut meliputi bangunan gedung IPAL di Bengkong Sadai, 5 stasiun pompa, 104 km pipa utama dan sekunder, serta sambungan rumah fase pertama 10.000.
Baca Juga
Sisa pengerjaan proyek IPAL ini hanya tinggal merampungkan sisa jaringan pipa utama dan sekunder dan sambungan ke 11 ribu rumah. "Proyek ini diperkirakan akan selesai pada akhir 2024 mendatang," katanya lagi.
IPAL merupakan sebuah proyek yang bertujuan untuk mengolah air limbah domestik menjadi air bersih yang dikembalikan ke waduk, serta memproduksi pupuk organik untuk penghijauan Batam.
Dalam sistem kerja IPAL, sumber air limbah dialirkan secara gravitasi menggunakan pipa. Limbah dari tiap-tiap rumah mengalir ke lima stasiun pompa untuk ditampung dan disaring dari sampah dan sedimen.
Dari stasiun pompa kemudian dialirkan kembali ke IPAL Bengkong Sadai. Ada dua pipa yang disambungkan di rumah, yaitu di depan rumah (samping drainase), yang akan terpasang 10 ribu sambungan dan yang kedua adalah pipa yang disambungkan ke arah septic tank, serta dari dapur dan cucian.
Adapun untuk pipa pertama akan mengalirkan tinja (toilet), serta pipa kedua untuk mengalirkan air cucian dan kegiatan dapur. Masing-masing rumah juga akan dipasang bak kontrol.
Pekerjaan IPAL ini kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan. Anggaran menggunakan pinjaman lunak dari Korea Selatan lebih kurang US$50 juta. (K65)