Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selamatkan Aset dari Penggarap, PTPN IV Tanam Kelapa Sawit di Lahan 257 Ha Bah Butong

Belakangan ini, PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) dituding bakal melakukan konversi lahan perkebunan teh menjadi kelapa sawit di Bah Butong, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara.
SEVP Operation I PTPN IV Fauzi Omar bersama Kabag Sekretariat Perusahaan PTPN IV Riza Fahlevi Naim dan Ketua Umum SPBUN PTPN IV Muhammad Iskandar saat memberi keterangan di kantornya, Kota Medan, Senin (20/6/2022). / Istimewa
SEVP Operation I PTPN IV Fauzi Omar bersama Kabag Sekretariat Perusahaan PTPN IV Riza Fahlevi Naim dan Ketua Umum SPBUN PTPN IV Muhammad Iskandar saat memberi keterangan di kantornya, Kota Medan, Senin (20/6/2022). / Istimewa

Bisnis.com, MEDAN - Belakangan ini, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV dituding bakal melakukan konversi lahan perkebunan teh menjadi kelapa sawit di Bah Butong, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara.

Isu itu kemudian ditepis oleh Senior Executive Vice President (SEVP) Operation I PTPN IV Fauzi Omar. Dia menyatakan bahwa tudingan tersebut tidak benar.

Menurut Fauzi, terdapat upaya dari kalangan tertentu untuk membelokkan informasi di tengah masyarakat.

"Tidak benar bahwa kami akan melakukan konversi lahan dari perkebunan teh menjadi kelapa sawit di daerah itu. Sama sekali tidak benar," kata Fauzi di kantornya, Senin (20/6/2022).

Fauzi menjelaskan, PTPN IV memiliki tanaman menghasilkan di perkebunan teh seluas 3.500 hektare di daerah Bah Butong, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara.

Selain perkebunan teh, perusahaan juga memiliki perkebunan kelapa sawit di sekitarnya.

Yang jadi persoalan, terdapat sekitar 500 hektare di antara lahan itu yang selama ini tidak dikelola. Sehingga menjadi celah bagi oknum tertentu untuk menggarap lahan demi keuntungan pribadi.

Dari 500 hektare lahan tersebut, seluas 257 hektare di antaranya bakal ditanami kelapa sawit. Menurut Fauzi, langkah ini ditempuh sebagai upaya penyelamatan aset dari jerat para penggarap.

"Jadi ini penyelamatan aset sebenarnya. Yang jadi masalah, lokasinya berada dekat perkebunan teh kami. Jadi dianggap orang ini konversi, padahal tidak," kata dia.

Menurut Fauzi, 500 hektare lahan yang dimaksud sudah sekitar 10 tahun tidak dikelola. Sebagian bahkan sudah ditumbuhi semak belukar dan nyaris kembali menjadi hutan.

Sedangkan sebagian lagi telah digarap oleh oknum tertentu. Oknum inilah yang diduga menjadi otak di balik upaya pengaburan informasi soal langkah perusahaan terhadap lahan tersebut.

"Begitu alat dimasukkan, otomatis mereka tidak bisa menggarap lagi. Nah penggarap inilah yang ribut ngomong kemana-mana," kata Fauzi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper