Bisnis.com, PADANG - Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatra Barat menyampaikan telah terjadi penyusutan luas panen di Sumbar sepanjang tahun 2020 seluas 16 ribu hektare.
Kepala BPS Sumbar Herum Fajarwati menjelaskan luas panen padi pada 2020 mencapai 295,66 ribu hektare. Jumlah ini mengalami penurunan sebanyak 16,01 ribu hektare atau 5,14 persen dibandingkan 2019 yang mencapai 311,67 ribu hektare.
"Penyebab penurunan luas panen padi itu karena ada pergeseran puncak panen padi di tahun 2020 itu," katanya, Senin (1/3/2021).
Selain itu, penurunan luas panen padi pada 2020 disebabkan sejumlah hal, termasuk bencana banjir yang terjadi di beberapa daerah di Sumbar.
Lalu, tambah Herum, adanya peralihan penggunaan lahan dari tanaman padi ke tanaman lainnya seperti jagung, bawang, dan komoditi lainnya.
Namun, ujarnya, berkurangnya luas lahan padi akibat alih fungsi ke pemukiman/perumahan sangat sedikit, atau tidak terlalu signifikan.
Baca Juga
Dia mengatakan pada 2020, puncak panen terjadi pada April, mencapai 33,31 ribu hektare. Sementara puncak panen pada 2019 terjadi pada Maret, sebesar 31,91 ribu hektare.
Sementara itu, luas panen padi pada Januari 2021 mencapai 23,99 ribu hektar, dan potensi panen sepanjang Februari hingga April 2021 diperkirakan seluas 94,11 ribu hektar.
Total potensi luas panen padi pada subround Januari-April 2021 mencapai 118,11 ribu hektar, atau mengalami kenaikan sekitar 7,53 ribu hektar (6,81 persen) dibandingkan subround Januari-April 2020 yang sebesar 110,58 ribu hektar.
"Akibat adanya penurunan luas tanam padi di tahun 2020 itu, juga mengakibatkan produksi padi di Sumbar turut mengalami penurunan," ujarnya.