Bisnis.com, MEDAN – Manajemen PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I menargetkan pada akhir 2020 terdapat 6.100 desa di Sumatra Utara yang memiliki pangkalan elpiji baru. Pencapaian target ini digenjot melalui program One Village One Outlet (OVOO).
"Penetapan pangkalan elpiji di 6.100 desa itu juga untuk mengejar target program OVOO di Sumut yang ditargetkan tercapai 100 persen hingga pada akhir 2020," kata Pjs. Unit Manager Communication, Relation & CSR PT Pertamina MOR I, Nurhidayanto di Medan pada Jumat (23/10/2020).
Dia mengemukakan hal itu selepas acara perpisahan M. Roby Hervindo yang sebelumnya menjabat Unit Manager Communication, Relation & CSR PT Pertamina MOR I menjadi Sekretaris Universitas Pertamina di Jakarta.
Menurut Nurhidayanto, dari target 6.100 desa, saat ini terdapat 4.500 desa yang memiliki pangkalan elpiji di Sumut. "Sisanya, diharapkan terealisasi tahun ini juga. Desa-desa yang ditargetkan memiliki pangkalan antara lain di Padang Lawas, Nias, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal."
Program OVOO bertujuan memudahkan masyarakat di perdesaan mendapatkan elpiji. Melalui program ini, Pertamina berharap dapat mengatasi lonjakan harga jual elpiji di atas harga eceran. "Jadi, bukan untuk di perkotaan seperti Kota Medan, yang jumlah pangkalannya sudah banyak."
Dia menambahkan program ini juga bertujuan distribusi elpiji tersebar merata di setiap pangkalan untuk menghindari timbunan pasokan di pangkalan tertentu.
Sejak program OVOO dilaksanakan, menurut dia, jumlah pangkalan elpiji di Sumut bertambah menjadi 14.126 pangkalan hingga Agustus 2020.
Sementara itu, sepanjang Januari hingga Juli 2020 penyaluran elpiji 3 kg subsidi di Sumut mencapai lebih dari 77 juta tabung.
Gas elpiji nonsubsidi seperti Bright Gas, tersalur sebesar 13.903 metrik ton (MT). Untuk menghindari tabung elpiji bersubsidi dijual kembali oleh pengecer, Pertamina menetapkan satu kepala keluarga hanya boleh membeli satu tabung elpiji bersubsidi.