Bisnis.com, PALEMBANG – Seorang pria bersenapan nampak menghardik enam karyawan pabrik PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) dan menyuruh mereka tiarap. Di bawah ancaman, para karyawan pabrik pupuk pelat merah itu mengikuti perintah dan menjadi sandera teroris tersebut.
Situasi di atas adalah bagian dari Exercise ISPS-Code dan simulasi penanggulangan ancaman bom yang dilakukan Pusri Palembang bekerja sama dengan Satuan Brimob Polda Sumsel.
Dalam simulasi itu, diketahui pelaku teror tersebut berhasil menembus area pabrik bersama kawanannya melalui dermaga pabrik yang berada di tepian Sungai Musi.
Beberapa teroris yang berada di area pabrik melakukan pembakaran dan penyanderaan karyawan di Pabrik Pusri 2B.
Beberapa menit kemudian, dua unit mobil pemadam kebakaran masuk ke area pabrik menuju ke dermaga 1 untuk memadamkan api. Kemudian disusul juga satu unit mobil ambulans.
Dua orang pelaku teror langsung menyerang petugas sekuriti dermaga namun berhasil dilumpuhkan. Kemudian petugas keamanan tersebut langsung melapor ke pusat kontrol keamanan.
Namun, di sisi lain, beberapa teroris berhasil menembus ke area pabrik sehingga pusat kontrol menetapkan status pabrik dari level 1 menjadi level 2. Lalu pusat kontrol berkoordinasi dengan Polsek Kalidoni Palembang.
Karena kondisi sudah tidak memungkinkan di objek vital negara ini, pusat kontrol memutuskan penghentian operasional pabrik dan menetapkan status keamanan menjadi sekuriti level 3.
Ancaman berikutnya yakni adanya upaya akan meledakkan bom dari para teroris. Tim Gegana Polda langsung bergerak menjinakkan.
Puncak dari kegiatan simulasi ini yakni aksi petugas Satbrimob Polda Sumsel membebaskan karyawan yang tersandera.
Direktur SDM dan Umum PT Pusri Palembang Bob Indiarto mengatakan simulasi tersebut sebagai upaya perusahaan untuk melindungi dan mencegah aksi anarkisme termasuk tindakan teroris.
"Ini hanya latihan, jangan sampai kejadian. Sebagai objek vital nasional yang memiliki sistem pengamanan, kami lakukan pencegahan aksi anarkis salah satunya ancaman bom," katanya saat Exercise ISPS-Code dan simulasi penanggulangan ancaman bom, Kamis (22/11/2018).
Menurut dia, sebetulnya ancaman bom di Pusri relatif kecil namun pihaknya tetap harus waspada.
"Kita tetap waspada makanya ini baru pertama kali dilakukan di Pusri, paling tidak kita ada koordinasi dengan Brimob," katanya.
Bob mengklaim keamanan di perusahaan sudah standar bahkan dalam waktu dekat pihaknya akan menerapkan sistem manajemen pengamanan yang standar dari kepolisian.
"Tujuannya supaya di sini aman dan nyaman, tentu kami menjalin kerja sama dengan banyak pihak, termasuk kepolisian dan KSOP (Kantor Syahbandaran Otoritas Pelabuhan)," katanya.
Sementara itu Dansat Brimob Polda Sumsel Yuri Karsono mengatakan evaluasi simulasi penanganan ancaman bom di Pusri berjalan baik.
"Simulasi ini penting sehingga ketika ada kejadian seperti ini semuanya siap," ujarnya.