Bisnis.com, PADANG — Setelah dua bulan sebelumnya selalu mencatatkan deflasi, dua kota di Sumatra Barat kembali mengalami inflasi pada Oktober 2018 setelah didorong meningkatnya harga komoditas pangan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat (Sumbar) Sukardi mengatakan dua kota yang menjadi barometer ekonomi di provinsi itu adalah Padang dan Bukittinggi.
“Padang inflasinya 0,8% dan Bukittinggi 0,92%, atau masih sangat terkendali,” tuturnya, Kamis (1/11/2018).
Sukardi inflasi didorong peningkatan harga sejumlah komoditas pokok, seperti cabai merah, beras, bensin, dan tarif sewa motor.
Sumbangan peningkatan harga kelompok bahan pangan sebesar 2% di Padang dan 2,05% di Bukittinggi. Sementara itu, kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sekitar 0,69% di Padang dan 0,31% di Bukittinggi.
Kemudian, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi 0,58% di Padang serta 1,42% di Bukittinggi. Untuk kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, besarannya sekitar 0,01% di Padang dan 0,16% di Bukittinggi.
Selanjutnya, kelompok sandang 0,29% di Padang dan 0,31% di Bukittinggi. Untuk kelompok kesehatan, sebesar 0,32% di Padang dan 0,03% di Bukittinggi.
Lalu, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,02% di Padang dan 0,19% di Bukittinggi.
Sementara itu, komoditas penyumbang inflasi paling besar adalah cabai merah yang naik 16,1% di Padang dan 37,64% di Bukittinggi. Adapun beras terataat sebesar 2,5% di Padang dan 3,39% di Bukittinggi.
Untuk inflasi kalender, inflasi sejak awal tahun hingga Oktober 2018 adalah 2,19% untuk Padang dan 1,73% untuk Bukittinggi. Secara keseluruhan, laju inflasi year-on-year (yoy) sebesar 3,41% untuk Padang dan 2,43% di Bukittinggi.