Bisnis.com, PALEMBANG – Pemerintah Kota Palembang memastikan pemasangan jaringan gas bumi untuk 7.500 sambungan rumah tangga terealisasi tahun ini untuk mendukung pembangunan di kota tersebut.
Pjs Walikota Palembang Akhmad Najib mengatakan pembangunan jargas tersebut merupakan program pemerintah pusat dan menggunakan APBN.
“Awalnya kami mengajukan 3.000 sambungan rumah tangga (SR) pada Mei 2017 kemudian ditambah lagi 6.000 SR. Pada saat penetapan oleh Ditjen Migas disetujui 7.500 SR,” katanya, Senin (26/3/2018).
Najib mengatakan pembangunan jargas tersebut berada di wilayah Seberang Ulu kota itu. Pasalnya, kata dia, selama ini jargas hanya menyentuh wilayah Seberang Ilir.
“Berdasarkan data, jargas di sana memang belum ada. Lalu di sana tingkat kemiskinannnya lebih tinggi, sehingga kawasan seberang ulu menjadi prioritas,” katanya.
Adapun daerah yang mendapat jargas berada di Kecamatan Seberang Ulu (SU) I di kawasan Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan SU II di wilayah Kelurahan 16 Ulu, Kecamatan Plaju di Kelurahan Plaju Ulu dan Kecamatan Jakabaring di Kelurahan Tuan Kentang.
Dia memastikan, pemasangan sambungan gas bumi hingga keluar titik api gratis, masyarakat tidak dikenakan biaya apapun selain biaya per bulan pemakaian gas tersebut.
“Ini untuk pemasangan jaringan dulu, kedepannya akan komersil. Sementara di seberang ilir tinggal penambahan volume saja pada 2019 mendatang,” imbuhnya.
Dia melanjutkan, pemkot juga telah menargetkan ada 12 ribu SR lagi pada 2010 dengan lokasi yang berbeda di Kota Palembang.
“Pertama pendataan by name by addres sudah selesai. Ke depan kita akan survei lagi kawasan yang menjadi prioritas sambungan gas alam tersebut,” katanya.
Sementara itu, Plt Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan, realisasi rencana ini merupakan bentuk sinergi pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mendukung kelancaran penyediaan dan pendistribusian gas bumi melalui jargas.
Pada tahun ini, Pemerintah menganggarkan dana sekitar Rp886 miliar untuk pembangunan jargas.
Dia memerinci, Ditjen Migas mendapat alokasi Rp1,7 triliun dari APBN 2018. Di mana Rp1,42 triliun digunakan untuk pembangunan, salah satunya jargas.
“Hanya Rp280 miliar yang digunakan untuk belanja rutin. Sisanya Rp1,42 triliun digunakan untuk pembangunan, salah satunya jargas. Kami alokasikan [jargas] hampir Rp900 miliar,” katanya.