Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbas Tak Terserap, Harga Ayam Ras Hidup di Sumsel Merosot Jadi Rp14.000 per Kg

Update harga ayam ras hidup di Sumsel mengalami penurunan hingga jadi Rp14.000 per kg.
Peternak memberi pakan pada ayam ras petelur di Serpong, Tangerang Selatan. Bisnis/Himawan L Nugraha
Peternak memberi pakan pada ayam ras petelur di Serpong, Tangerang Selatan. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, PALEMBANG - Keterlambatan penjualan stok ayam ras (broliler) yang masih hidup atau livebird pada momen libur lebaran telah berimbas pada harga jual saat ini. 

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) Ruzuan Effendy mengungkapkan harga ayam ras hidup hanya Rp14.000 per kilogram (Kg) atau mengalami penurunan sekitar Rp4.000 per Kg. 

“Terjadi penurunan dari yang sebelumnya Rp18.000 per Kg, saat ini Rp14.000 per Kg,”  kata Ruzuan, Senin (21/4/2025). 

Dia menjelaskan, momen libur lebaran yang kurang lebih mencapai 10 hari mengakibatkan penyerapan ayam dari para peternak tidak terealisasi. 

Sehingga, banyak ayam yang tidak lagi terjual lantaran berat (bobot) ayam itu telah melebih standar yang ditentukan oleh para konsumen, utamanya para pengusaha seperti frozen. 

“Bobot ayam itu kalau sudah 35 hari mencapai 2,3 Kg. Apalagi kalau ditambah lagi libur 10 hari, bobotnya tambah gemuk dan memengaruhi harga jual,” ujarnya. 

Ruzuan menuturkan untuk standar berat ayam yang biasanya dibeli untuk frozen beratnya hanya sekitar 0,9 Kg sampai 1,1 Kg. Sedangkan ayam yang biasa dijual untuk umum di sejumlah pasar tradisional mendekati bobot 1,8 Kg. 

“Itu juga berimbas ke harga ayam potong, dari yang sebelumnya mencapai Rp30.000 per Kg, sekarang hanya Rp25.000 per Kg,” kata dia.

Ruzuan menyampaikan bahwa kondisi serupa juga terjadi di berbagai daerah, tidak hanya Sumsel. Namun, pemerintah telah melaksanakan rapat koordinasi perunggasan nasional yang mengidentifikasi sejumlah penyebab terjadinya penurunan harga ayam hidup. 

Seperti salah satunya karena daya beli masyarakat menurun, tetapi produksi day old chick final stock (DOC FS) terus meningkat dan tidak diikuti upaya pengendalian. 

“Makanya diusulkan ke Kemenko Pangan untuk secepatnya melakukan rapat koordinasi terkait mekanisme penyerapan daging dan telur ayam ras dan dikoordinasikan dengan Bapanas dan Badan Gizi Nasional untuk program seperti stunting, makan bergizi gratis dan pangan murah,” tutupnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper