Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peminat Konversi Sampah jadi Tabungan Emas Pegadaian di Bank Sampah Padang Meningkat

Minat masyarakat di Kota Padang untuk tabungan emas melalui konversi sampah di Bank Sampah Panca Daya semakin meningkat hingga Oktober 2024 ini.
Direktur Bank Sampah Panca Daya Mina Dewi Sukmawati melayani nasabah yang datang menukar sampah menjadi emas di Kantor Induk Bank Sampah, Kota Padang, Sumatra Barat, Jumat (24/2/2023). Bisnis/Muhammad Noli Hendra
Direktur Bank Sampah Panca Daya Mina Dewi Sukmawati melayani nasabah yang datang menukar sampah menjadi emas di Kantor Induk Bank Sampah, Kota Padang, Sumatra Barat, Jumat (24/2/2023). Bisnis/Muhammad Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG - Minat masyarakat di Kota Padang, Sumatra Barat, untuk tabungan emas melalui konversi sampah di Bank Sampah Panca Daya semakin meningkat hingga Oktober 2024 ini.

Direktur Bank Sampah Panca Daya Mina Dewi Sukmawati mengatakan terhitung sejak awal adanya kerja sama Bank Sampah Panca Daya dengan PT Pegadaian (Persero) melalui program The Gade Clan and Gold atau menjual sampah untuk menjadi tabungan emas, jumlah masyarakat yang telah memiliki tabungan emas mencapai 6.000 orang.

"Bank Sampah saat ini semakin berkembang banyak orang yang semakin sadar dalam pengelolaan sampah. Jumlahnya sekarang 6.000 orang dan 4.000 orang diantaranya merupakan ASN (aparatur sipil negara) Padang," katanya, Selasa (22/10/2024).

Dia menjelaskan dari 6.000 nasabah itu saat ini posisi tabungan emas sebanyak 400 gram dan bila dihitung dengan harga emas Selasa (22/10) ini Rp1,5 juta per 1 gram, maka total nilai tabungan emas sebesar Rp600 juta.

Dewi menyampaikan jumlah nasabah itu baru di wilayah Padang atau di kantor induk Bank Sampah. Karena saat ini Bank Sampah telah berkembang hingga ke Kabupaten Solok dan Kota Pariaman.

"Kalau Solok dan Pariaman masih baru, progres saat ini masih melakukan edukasi dan upaya agar masyarakat di Solok dan Pariaman memiliki minat yang sama di Padang," ujarnya.

Menurutnya bicara soal minat, hebatnya lagi kesadaran masyarakat soal memilah sampah dari rumah ini, tidak hanya dari kalangan masyarakat umum, tapi juga sudah diikuti oleh para ASN Padang, buktinya 4.000 ASN sudah menjadi nasabah.

"Per pekannya ASN ini datang ke Kantor Induk Bank Sampah Panca Daya menghantarkan sampahnya. Tidak hanya ibu-ibu ASN, tapi bapak-bapak ASN juga datang menghantarkan sampah dari rumahnya. Hal ini kami lihat sangat bagus," sebut dia.

Dewi melihat kedepan jumlah peserta dari ASN itu akan terus meningkat seiring waktu terus berjalan, karena regulasi dan kebijakan dari pemerintah telah mendukung menukarkan sampah menjadi emas tersebut.

Untuk itu, Bank Sampah Panca Daya telah mempersiapkan sebuah program yang baru yang akan diluncurkan pada tahun 2025 mendatang. Program itu satu RW satu Bank Sampah dan satu rumah kompos.

"Jadi dengan adanya program itu, Bank Sampah siap menampung sampah organik, karena selama ini kami hanya membeli sampah anorganik. Kenapa sampah organik bisa ditukarkan jadi emas itu, karena kami ingin mengajak masyarakat memulai mengelola sampah sejak dari rumah," ucapnya.

Namun untuk menjalankan pengelolaan sampah itu, perlu ada usaha seperti maggot di suatu kawasan RW nya. Dengan demikian, dia memperhitungkan hanya sekitar 10% sampah yang sampai hingga ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah.

"Kalau program 2025 itu nantinya berjalan sesuai rencana, maka dapat diperkirakan tabungan emas bakal meningkat, dan jumlah nasabah ke Bank Sampah pun terus meluas," jelasnya.

Dia berharap upaya dan rencana dari Bank Sampah Panca Daya dapat didukung oleh semua pihak, sehingga persoalan sampah di Padang bisa dikendalikan dengan baik.

"Persoalan sampah ini sebenarnya bisa ditangani sejak dari rumah tangga, dan kami memang mengajak kesadaran masyarakat mengelola sampah dari rumah tangga itu," tutup Dewi.

Terpisah, Pj Wali Kota Padang Andree Harmadi Algamar menyampaikan ada sejumlah alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan sampah di Kota Padang yang saat ini lebih dari 60% sampah Kota Padang merupakan sampah organik.

"Penting untuk membangun budaya mengurangi atau bahkan menghilangkan sisa makanan, seperti dengan makan secara bertahap dalam porsi kecil, terutama pada acara makan prasmanan," ujar Andree.

Menurutnya melihat ada salah satu upaya yang bisa dijadikan solusi dari persoalan sampah itu yakni melakukan pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular.

Dengan demikian sampah anorganik diharapkan dapat didaur ulang, sementara sampah organik dapat diolah menjadi pupuk menggunakan metode maggot atau cacing tanah.

"Konsep ini bertujuan untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA dan memaksimalkan potensi sampah sebagai sumber daya yang bernilai ekonomis," ujarnya.

Salah satu bukti yang telah berjalan saat ini yakni peran Bank Sampah yang ada di Padang. Kedepan Pemkot Padang akan terus mendukung keberadaan dan peran dari bank sampah tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper