Bisnis.com, PALEMBANG – Petani karet di Sumatra Selatan menilai penawaran harga untuk bahan baku aspal karet oleh pemerintah, yang sebesar Rp8.000 per kilogram, kurang menarik.
Ketua Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) Sugeng Hartadi mengatakan seharusnya pemerintah tetap mengacu dan berpedoman pada harga internasional dalam menentukan harga beli karet untuk program aspal karet.
“Pembelian karet dengan kadar karet kering (K3) 55%-60% tidak perlu dipatok sebesar Rp8.000 per kilogram (kg), seharusnya ikuti saja harga internasional,” ujarnya, baru-baru ini.
Pemerintah, lanjut Sugeng, juga bisa saja membantu petani karet dengan memberikan subsidi silang berkisar Rp1.500 per kg-Rp2.000 per kg.
“Subsidi itu nantinya bisa digunakan untuk pembelian pupuk dan zat pembeku serta biaya perawatan kebun,” terangnya.
Sementara itu, berdasarkan catatan Dinas Perkebunan Sumatra Selatan (Sumsel), penjualan bahan olah karet (bokar) pada pekan pertama Januari 2019 rata-rata mingguan sebesar Rp7.936 per kg.
Adapun untuk rata-rata 2 mingguan sudah mencapai Rp9.889 per kg. Harga bokar untuk rata-rata 10 hari juga sudah mencapai di atas Rp8.000, yakni Rp8.410 per kg.
Petani Minta Harga Bahan Baku Aspal Karet di Atas Rp8.000 per Kg
Petani karet di Sumatra Selatan menilai penawaran harga untuk bahan baku aspal karet oleh pemerintah, yang sebesar Rp8.000 per kilogram, kurang menarik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Annisa Margrit
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
2 menit yang lalu